Studi Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien Tbc Pemakai Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Paket Di Puskesmas Cakranegara
Abstract
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Faktor risiko penting untuk perkembangan TBC aktif salah satunya adalah diabetes mellitus. DM adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan akan melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan penderitanya memiliki kemungkinan 3 kali lebih tinggi untuk menderita TBC aktif. Pengobatan TBC pada penderita DM sulit sembuh dengan kadar glukosa darah yang tidak terkontrol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar glukosa darah sewaktu pada pasien TBC pemakai Obat Anti Tuberkulosis (OAT) paket di Puskesmas Cakranegara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dimana peneliti melihat gambaran kadar glukosa darah sewaktu pada pasien TBC pemakai OAT paket di Puskesmas Cakranegara dengan jumlah responden 31 pasien TBC. Hasil penelitian yang didapatkan dari 31 responden pasien TBC yang berobat didapatkan pasien TBC sputum BTA positif yang belum minum obat rerata kadar glukosa darah sewaktu 176 mg/dL yang telah berobat 2 bulan rerata glukosa darah 144 mg/dL, yang telah berobat 5 bulan rerata glukosa darah 107 mg/dL dan yang telah berobat 6 bulan rerata glukosa darahnya 159 mg/dL Secara keseluruhan rerata kadar glukosa darah sewaktu pada penderita tuberkulosis di Puskesmas Cakranegara 145 mg/dL. Kesimpulan hasil penelitian ini kadar glukosa darah sewaktu pada penderita tuberkulosis di Puskesmas Cakranegara masuk dalam kategori belum pasti diabetes melitus.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Depkes RI, 2005. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit Diabetes Melitus. Dirjen Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC, Jakarta.
Indra Wijaya, 2015. Tuberkulosis Paru Pada Penderita Diabetes Melitus. Cermin Dunia Kedokteran. CDK-229/vol.42 no. 6, th. 2015, Jakarta.
Jendra F..J Dotulong, Margareth R. Sapulete, Grace D. Kendou, 2015. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin dan Kepadatan Hunian dengan Kejadian Penyakit TP Paru di Desa Wori Kecamatana Wori. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik. Vol III No. 2 April 2015. Manado.
Kemenkes RI, 2011. Pedoman Pengendalian Tuberkulosis, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Kemenkes RI, 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
Kemenkes RI, 2015. Petunjuk Teknis Penemuan Pasien TB-DM di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Kemenkes RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.
Koestadi, 1989. Kimia Klinik Teori dan Praktek Darah. AAK Bhakti Wiyata. Kediri.
Nabyl, 2009. Cara Mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes Mellitus. Aula Publisher. Yogyakarta.
Noer, H. M. Sjaifoellah. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Perkeni, 2015. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia. PB. Perkeni, Jakarta.
Paramani N, 2013 Hubungan dukungan pengawas minum obat (PMO) dengan kepatuhan berobat pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Limboto Kabupaten Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo.
Sanusi H., 2006. Diabetes melitus dan tuberkulosis paru. Jurnal Medika Nusantara. Jakarta.
Sudoyo, Aru W. Bambang IAM & SS., 2009. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III. 5th ed. Interna Publishing; Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.32807/jambs.v4i1.85
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.