Faktor Koreksi Nilai Laju Endap Darah (LED) Pada Penderita Tuberkulosis Menggunakan Metode Westergren dan Wintrobe
Abstract
Pemeriksaan LED bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit dan memantau keberhasilan terapi penyakit kronik misalnya arthritis rheumatoid dan tuberculosis. Metode pemeriksaan LED diantaranya metode westergren dan wintrobe, kedua metode ini merupakan cara manual. Tujuan penelitian pada penelitian ini untuk mengetahui faktor koreksi nilai laju endap darah pada penderita tuberkulosis menggunakan metode westergren dan wintrobe. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat pre-eksperimen dengan 2 kelompok perlakuan LED yaitu diuji dengan metode westergren dan wintrobe. Hasil penelitian didapatkan jumlah hasil pemeriksaan LED metode westergren 622 mm/jam dengan rerata 38,875 mm/jam dan jumlah hasil pemeriksaan LED metode wintrobe 520 mm/jam dengan rerata 32,5 mm/jam. Rentang nilai metode westergren 12-115 mm/jam, rentang nilai metode wintrobe 18-47 mm/jam kemudian hasil pemeriksaan LED dari metode westergren dan wintrobe dikalikan dengan faktor koreksi kemudian hasil perkalian akan dimasukkan dalam rentang nilai masing-masing metode, metode yang hasil perhitungannya lebih banyak berada dalam rentang nilai adalah metode yang lebih baik untuk melakukan pemeriksaan LED. Uji normalitas dan homogenitas tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji statistik Mann Whitney. Dari tabel hasil analisis Mann Whitney menunjukkan nilai p 0,895 > 0,05. Karena nilai p lebih besar dari α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok dengan begitu Ha ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini metode westergren adalah metode yang paling baik digunakan untuk melakukan pemeriksaan LED dari pada metode wintrobe karena hasil pemeriksaan metode westergren yang telah dikalikan dengan faktor koreksi lebih banyak berada dalam rentang nilai yaitu 15 hasil perkalian (93,75%).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Cha, C., Park, C., Cha, Y., Kim, H., Kim, D., & Honghoon. (2009). Erythrocyte Sedimentation Rate Measurements by TEST 1 Better Reflect Inflammation Than Do Those by Westergren Method in Patients with Malignancy, Autoimmune Disease, or Infection. American Journal of Clinical Pathology, 131(1), 94–189.
Dekayana, A. (2019). Hitung Laju Endap Darah (LED) (S. Carsel (ed.); 1st ed.). Uwais Inspirasi Indonesia.
Global Tuberculosis Report. (2017). ISBN 978-92-4-156551-6 © World Health Organization 2017 Some rights reserved. This work is available under the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 IGO licence (CC BY-NC-SA 3.0 IGO. https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/3.0/igo
Liswanti, Y. (2014). Gambaran Laju Endap Darah (Metode Sedimat) Menggunakan Natrium Sitrat 3,8% dan EDTA yang Ditambah NaCl 0,85%. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 12(1).
Norsiah, W. (2015). Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin Dengan dan Tanpa Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis. Medical Laboratory Technology Journal, 1(2), 72–83. http://ejurnal-analiskesehatan.web.id
Umaeriyah, Santosa, B., & Sukeksi, A. (2018). Hubungan Derajat BTA Positif dengan Laju Endap Darah pada Penderita Tuberculosis Paru. Universitas Muhammadiyah Semarang.
DOI: https://doi.org/10.32807/jambs.v8i1.215
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.