Perbedaan Kadar Protein Urin Sebelum Dan Sesudah Latihan Fisik Pada Atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Bengkulu

Jon Farizal, Zamharira Muslim, Nadia Wulan Syapera

Abstract


Latar belakang: Latihan fisik dengan intensitas berat mengakibatkan sel-sel otot rangka bekerja lebih giat, dan oksigen yang dibutuhkan sel semakin meningkat sehingga otot rangka mengalami vasodilatasi. Sedangkan di ginjal mengalami vasokontriksi, aliran darah berkurang sampai 20% sehingga dapat menyebabkan ekskresi protein > 1,5 mg/min. protein urin adalah pemeriksaan penunjang fungsi ginjal. Data menunjukkan bahwa 70-80% atlet mengalami proteinuria setelah olahraga intensitas berat, baik pada atlet olahraga kontak maupun non-kontak.

Tujuan: untuk mengetahui perbedaan kadar protein urin sebelum dan sesudah latihan fisik. Metode: Penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan rancangan one group pretest postest. Sampel terdiri dari 31 responden dengan metode total sampling. Dilakukan pengukuran kadar protein urin, diberi perlakuan latihan fisik dan diukur kembali kadar protein urinnya  dengan metode pemeriksaan asam asetat 6%. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil: terdapat peningkatan kadar protein urin dengan nilai rerata sebelum latihan fisik sebesar 0,03 dan nilai rerata sesudah latihan fisik 0,19, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan kadar protein urin sebelum dan sesudah latihan fisik dengan P=0,059. Kesimpulan: Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan kadar protein urin sebelum dan sesudah latihan fisik.


Keywords


Atlet, Latihan Fisik, Kadar Protein Urin

Full Text:

PDF

References


Bahori & Theodorus. (2014). Efek Latihan Fisik Intensitas Sedang Terhadap Kadar Albumin Urin Mahasiswa Akademi Keperawatan Kesdam II Sriwijaya Palembang Tahun 2013, (3), 199–204.

Hejripour, Z., Mohammadshahi, A., & Dormanesh, B. (2014). Evaluation the frequency of hematuria and proteinuria after physical activities, and its relationship with the underlying factors in selected soldiers. Biomedical and Pharmacology Journal, 7(2), 499–504.

Jumaydha, D. (2016). Gambaran kadar protein dalam urin pada pekerja bangunan. Jurnal E-Biomedik (EBM), 4 (Desember), 5.

Kohanpour, M. A., Vatandoust, M., Mirsepasi, M., & Nasirzade, A. (2012). Effect of a Karate Competition on Urinary Excretion of Proteins with High. Biological Sciences, 4(6), 660–664.

Limuria, P. Y., & Doda, V. D. (2016). Pengaruh latihan fisik akut terhadap kadar protein urin pada mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. E-Biomedik, 4.

Strasinger & Di Lorenzo, M. S. (2017). Urinalisis & Cairan tubuh. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Verdiansah. (2016). Pemeriksaan Fungsi Ginjal. Cermin Dunia Kedokteran, 43(2), 148–154.

Wahidi, W., & Sopari, O. (2018). Konsep Urin Menurut Ibnu Sina: Kajian atas Kitab al-Qanuun fith-Thibb. Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 339.




DOI: https://doi.org/10.32807/jambs.v7i1.155

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 


Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Poltekkes Kemenkes Mataram, Jurusan Analis Kesehatan
Jl. Praburangkasari, Dasan Cermen, Sandubaya, Mataram.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.