Prevalensi Kecacingan Golongan Sth (Soil Transmitted Helminth) Pada Anak Usia 3-6 Tahun Pasca Gempa Bumi Di Desa Sembalun Kabupaten Lombok Timur

Uci Hardiyanti, Urip Urip, Yunan Jiwintarum

Abstract


Soil Transmitted Helminth adalah  cacing golongan nematode yang memerlukan tanah untuk perkembangan bentuk infektifnya.Di Indonesia golongan cacing yang penting dan menyebabkan masalah kesehatan masyarakat adalah ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang yaitu : Necator  Americanus dan Ancylostoma duodenale.Tujuan Penelitian : untuk mengetahui Prevalensi Kecacingan Golongan STH(Soil Transmitted Helminth) Pada Anak Usia 3-6 Tahun Pasca Gempa Bumi Di Desa Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini bersifat Observasional Deskriptif (Survey deskriptif) yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftif. Hasil penelitian ini yang positif di temukan spesies telur cacing STH (Soil Transmitted Helminthes) yaituTrichuris trichiura sebesar 13,1% , Ascaris lumbricoide sebesar 0 % dan hookworm sebesar 0% dan hasil yang negatif sebesar 86,9%. Kesimpulan bahwa di Desa Sembalun Kabupaten Lombok Timur Pasca Gempa Bumi ditemukan anak yang terinfeksi telur cacing Trichuris trichiura sebanyak 13,1 % dengan tingkat infeksi ringan.

Keywords


Soil Transmitted Helminth; Prevalensi Kecacingan; Pasca Gempa;

Full Text:

PDF

References


Adwin Haryo Indrawan Sumartono. 2014. Tingkat Pengetahuan Mengenai Trichuris Trichiura Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Demografi Santri Pesantren X, Jakarta Timur. Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran.

Chandra, budiman. 2007. Pengantar kesehatan lingkungan Jakarta Penerbit buku kedokteran EGC

Chiodini, P.L.,Manser,D.W.,Moody,A.H.,2001. Atlas of Medical Helminthology and protozoology. Toronto: Elsevier Science Publishing.

Darwanto, Tjahaya P,& Priyanto. (2010). Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Depkes RI. 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta:

Direktorat Jenderal Bina Kesehata Masyarakat

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakitdan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL) (2012). Pedoman Pengendalian Kecacingan. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit–Penyehatan Lingkungan. Jakarta

Ganda husada. 2006. Parasitologi Kedokteran. IV. Jakarta

Irianto, K. 2009. Parasitologi Kedokteran. Cetakan Pertama.Yrama Widya. Bandung

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pengendalian Cacingan. Jakarta: Depkes RI.

Martila, 2015 Hubungan Higiene dengan Kejadian Kecacingan pada Murid SD Negeri Abe Pantai Jayapura. PLASMA. Vol.1, No. 5

Natadisastra,D dan Agoes,R,.2009.Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh Yang Diserang.EGC. Jakarta.

Notoatmodjo.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi cetakan kedua.EGC.Jakarta

Pusarawati S, 2013. Atlas ParasitologiKedokteran. EGC. Jakarta.

Sutanto I, Ismid IS,Sjarifudin PK, Sungkar S. 2011. Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: FKUI

Selamet, Juli Soemirat, 2002 Kesehatan Lingkungan. Gajah mada University Press, Yogyakarta




DOI: https://doi.org/10.32807/jambs.v5i2.116

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 


Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Poltekkes Kemenkes Mataram, Jurusan Analis Kesehatan
Jl. Praburangkasari, Dasan Cermen, Sandubaya, Mataram.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.