Kadar Hemoglobin Dan Jumlah Trombosit Terhadap Positivitas Malaria Di Puskesmas Meninting Dan Gunung Sari Lombok Barat
Hasna Isnaini, Erna Kristinawati, Rohmi Rohmi
Abstract
Malaria adalah penyakit yang akut atau kronis yang disebabkan Plasmodium sp dengan gejala demam, sakit kepala serta menggigil dan disertai dengan anemia dan limfa yang membesar. Anemia adalah kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan nilai hematokrit di bawah normal. Trombositopenia ditemukan pada malaria. Namun belum diketahui secara kuantitatif hubungan antara nilai positifitas malaria dengan kadar hemoglobin dan jumlah trombosit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Antara Nilai Positifitas Malaria Dengan Kadar Hemoglobin Dan Jumlah Trombosit di Puskesmas Meninting Lombok Barat. Penelitian ini merupakan Penelitian yang bersifat Observasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional, jumlah sampel menggunakan sampel jenuh, teknik pengambilan sampel Non-Random Aksidental Sampling. Variabel Penelitian berupa positifitas malaria, kadar hemoglobin dan jumlah trombosit. Analisis Data, menggunakan uji non parametrik korelasi rank sperman dengan tingkat kepercayaan 95% (p α = 0,05). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kadar rerata hemoglobin pada penderita malaria P.falciparum dan Malaria P.vivax dengan positivitas 1 sampai 4 di puskesmas meninting dan puskesmas gunungsari adalah 10,6 g/dl sedangkan rerata jumlah trombosit adalah 101.000 mm3.Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa kadar Hemoglobin pada penderita malaria dibawah normal sedang jumlah trombosit pada penderita malaria tidak signifikan.
Ariami, P. (2011). Mutasi gen plasmodium falciparum dihydrofolate reductase (pfdhfr) codon 108 pada penduduk asli yang menderita malaria falciparum di Puskesmas Meninting Lombok Barat. Jurnal Kesehatan Prima.
Dikes NTB. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Lombok Barat tahun 2015. Dinas Kesehatan Kabupaten lombok Barat.
Dinas Kesehatan NTB. (2016). Profil kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram
Hakim, L. (2005). Malaria : Epidemiologi dan Diagnosis. Jurnal Aspirator.
Hani, R. (2016). Perbedaan hitung jumlah trombosit menggunakan larutan Rees Ecker, amonium oksalat 1% dan sediaan apus darah tepi. skripsi. Semarang.
Hoffbrand, A. V. (2013). Kapita Selekta Hematologi. EGC. Jakarta.
Irawati, L., 2014. Hubungan Tumor Necrosis Factor-Alfa (Tnf-A) dengan Kadar Hemoglobin dan Parasitemia pada Infeksi Malaria Falciparum. Jurnal fk unand
Irianto, K. (2013). Parasitologi medis (medical parasitology). Alfabeta. Bandung.
Kristyan, N. (2011). Perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan setelah pemberian tablet besi ( fe ) pada santri putri di pondok pesantren al-hidayah kabupaten Grobogan. Skripsi. Semarang.
Latipah, Y. (2001). Infeksi Parasit-Parasit Darah (plasmodium spp., Leucocytozoon sabrazesi Dan Leucocytozoon caullecara Alami Pada Ayam Kampung Yang Berasal Dari Peternakan Rakyat Desa Sindang Sari, Bogor. Skripsi.Bogor
Mayasari, R., Andriayani, D., & Sitorus, H. (2016). Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria di Indonesia (Analisis Lanjut Riskesdas 2013). Jurnal Buletin Penelitian Kesehatan
.
Muslim, A. (2013). Hubungan pemeriksaan hitung jumlah trombosit dan kadar hemoglobin pada infeksi malaria. Jurnal Kesehatan.
Notoadmodjo S. (2012). Mikrobiologi penelitian kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Rampengan, (2007). Penyakit Infeksi Tropik pada Anak 2nd ed. EGC. Jakarta